Sabtu, 10 April 2010

Laporan Keuangan Segmental

Segmen perusahaan adalah komponen suatu entitas yang aktivitasnya mewakili kegiatan usaha utama atau kelompok pelanggan. Suatu segmen dapat berbentuk sebuah anak perusahaan, suatu devisi, suatu departement, dalam beberapa hal sebuah joint venture atau anak perusahaan lain bukan investasi. Aktiva, kinerja dan aktivitas segmen tersebut secara jelas dapat dipisahkan secara fisik dan operasional dari aktiva, kinerja dan aktivitas yang lain dalam entitas yang sama.
Segmen Industri adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan (distinguishable components) dan menghasilkan suatu produk atau jasa sejenis yang berbeda,terutama untuk para pelanggan di luar perusahaan. Sebagai misal industi dapat dikelompokan menjadi industri perhotelan dan pariwisata industri transport, industri pertambangan, industri jasa professional dan lain-lain.
Segmen Geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dan mempunyai usaha di suatu atau sekelompok Negara dalam suatu wilayah geografis tertentu.

Perlunya Laporan Segmental

Tujuan penyajian informasi menurut segmen adalah menyediakan informasi bagi para pemakai laporan keuangan mengenai skala relatif, kontribusi laba, dan trend pertumbuhan dari berbagai industri dan wilayah geografis perusahaan yang didiversifikasi untuk memungkinkan para pemakai laporan keuangan membuat pertimbangan yang lebih baik terhadap perusahaan secara keseluruhan.
Sejak tahun 1969, informasi segmental harus disertakan pada laporan tertentu yang disampaikan kepada SEC (Bapepam Amerika Serikat ). Dewasa ini, tuntutan utama untuk pelaporan informasi segmental terdapat pada FASB Statement No 14.Umummnya, suatu perusahaan diharuskan untuk mengungkapkan informasi segmental apabila perusahaan tersebut menerbitkan satu set lengkap laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan pada akhir tahun fiskal dan hasil – hasil operasi selama satu tahun tersebut sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi berlaku. Dalam Statement no 21, FASB membebaskan perusahaan nonpublik dari kewajiban menyampaikan pelaporan segmental tersebut. Juga, apabila laporan keuangan suatu perusahaan disajikan pada laporan keuangan perusahaan lain ( yakni perusahaan pelapor utama ) dan sejumlah syarat pembatas lainya dipenuhi,FASB Statement No 24 meniadakan keharusan untuk menyajikan laporan keuangan segmental tersebut ( kecuali untuk perusahaan pelapor utama ). Akhirnya, Statement No 18 menyatakan bahwa laporan keuangan interim tidak perlu menyajikan pelaporan segmental.

Mengidentifikasikan Segmen yang Signifikan dari suatu Perusahaan

Ada beberapa Alternatif untuk menetapkan segmen – segmen suatu perusahaan guna menghasilkan informasi yang signifikan kepada investor. Tiga alternatif yang penting adalah ( 1 ) divisi geografis, ( 2 ) divisi lini produk atau industrial, dan ( 3 ) divisi berdasarkan struktur intern pengendalian manajemen.
Salah satu masalah sehubungan dengan penetapan dasar segmentasi adalah menentukan sampai sejauh mana laporan tersebut disegmentasikan. Atas hal ini FASB menyatakan bahwa suatu entitas harus menyajikan laporan atas masing – masing segmen industri apabila satu atau lebih dari penyajian berikut dipenuhi pada tahun di mana laporan keuangan akan disajikan :
1) Pendapatannya ( yang meliputi baik penjualan kepada pelanggan nonafiliasi maupun penjualan atau transfer antarsegmen ) mencapai 10 persen atau lebih dari pendapatan gabungan ( penjualan ke pelanggan nonafiliasi dan penjualan atau transfer antarsegmen ) dari semua industri perusahaan bersangkutan.
2) Jumlah absolut dari laba operasi atau kerugian operasinya mencapai 10 persen atau lebih dari jumlah absolut yang terbesar dari hal – hal berikut ini :
i. Laba operasi gabungan dari semua segmen industri yang tidak mengalami kerugian operasi, atau
ii. Kerugian operasi gabungan dari segmen industri yang mengalami kerugian operasi.
3) Aktivanya yang dapat diidentifikasi mencapai 10 persen atau lebih dari aktiva gabungan yang dapat diidentifikasikan dari semua segmen industri.

Penetapan Harga Transfer Antarsegmen

Pasar yang ideal untuk menetapkan harga transfer adalah harga pasar yang independen untuk barang dan jasa yang sama dalam situasi pasar persaingan sempurna. Akan tetapi, situasi yang sangat mendekati hal tersebut jarang ditemukan. Yang paling sering ditemukan adalah pasar yang sangat tidak bersaing untuk produk dan jasa yang ditransfer diantara segmen – segmen suatu perusahaan. Akan tetapi, hanya pasar yang independen untuk barang serupa ( mengingat sensitivitasnya terhadap kuantitas penjualan ) akan merupakan dasar yang layak untuk membukukan harga transfer apabila informasi semacam itu tersedia.
Untuk praktisnya barangkali adalah lebih cepat untuk memilih satu dasar harga transfer yang merupakan dasar terbaik dalam semua keadaan. FAASB Statement secara jelas mengakui kesulitan ini dan hanya menyimpulkan bahwa harga transfer yang digunakan haruslah merupakan harga yang digunakan perusahaan untuk penjualan atau antarsegmen.

Mengalokasikan Biaya Bersama dan Mengukur Profitabilitas Segmental

Terlepas dari cara pembagian suatu perusahaan ke dalam sejumlah subunit, dalam rangka pelaporan, beberapa segmen akan mengalami timbulnya biaya bersama ( common cost ). Contoh – contoh khas dari biaya dan beban semacam itu adalah biaya bunga, pajak penghasilan, kompensasi untuk manajemen puncak, dan beban administrasi umum perusahaan. Tergantung pada operasi perusahaan, kebanyakan biaya dan beban yang tidak diinventariskan pada waktu yang sama lebih dari satu subunit.
Sehubungan dengan perhitungan laba rugi operasi dari setiap segmen, FASB Statement No.14 menyimpulkan bahwa sembilan pos khusus tidak dialokasikan ke segmen. Kesembilan pos tersebut adalah
1. pendapatan yang dihasilkan pada tingkat korporasi tetapi tidak berasal dari operasi segmen industri ;
2. beban umum korporasi ;
3. beban bunga, kecuali yang berkaitan dengan segmen yang bergerak dibidang keuangan ;
4. pajak penghasilan ;
5. equitas pada laba rugi dari subsidiari-susidiari yang tidak dikonsolidasikan dan investee lainnya yang tidak dikonsolidasikan ;
6. keuntungan atau kerugian dari operasi yang dihentikan ;
7. pos –pos luar biasa ;
8. beban interes minoritas , dan
9. efek kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi

Mengidentifikasikan Aktiva Segmental

Sejumlah aktiva dapat dinyatakan dengan mudah sebagai aktiva dari suatu segmen karena tersebut digunakan secara akslusif oleh segmen bersangkutan. Aktiva lain digunakan secara bersama – sama oleh beberapa segmen , dan ukuran pemakainnya perlu ditetapkan serta digunakan sabagai dasar dalam mengalokasikan aktiva tersebut diantara segmen – segmen pemakai.
Sebagian kecil aktiva seperti kas, sekuritas yang mudah diperjualbelikan, dan aktiva lainnya yang digunakan di kantor pusat seharusnya tidak dialokasikan ke segmen industri. Juga, aktiva yang berkaitan dengan segmen tertentu tidak boleh mencakup investasi yang dibukukan dengan metode ekuitas. Hal ini konsistensi dengan persyaratan bahwa laba dari investasi dengan metode ekuitas tidak dimasukkan dalam pendapatan atau laba operasi suatu segmen. Akan tetapi, jika subsidiari yang tidak dikonsolidasikan atau investee lain yang dibukukan dengan metode ekuitas terintegrasi secara vertikal ke dalam operasi suatu segmen, maka pengungkapan tersendiri perlu dibuat sehubungan dengan ekuitas perusahaan pada laba bersih dari investasi tersebut dan pada aktiva bersih dari investee bersangkutan.

Sumber : www.goole.com
Modul praktikum AKLAN
Buku akuntansi lanjut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar