Ringkasan berita dan ulasannya :
Menurut Direktur Utama PT Krakatau Steel, Fazwar Bujang yang paling banyak terkena dampak perdagangan bebas dengan China adalah industri hilir karena selama ini negeri tirai bambu itu lebih banyak mengekspor bajanya dalam bentuk produk jadi, bukan setengah jadi.
Jadi, mereka memang menikmati hulunya di dalam negeri , sedangkan produk hilirnya baru diekspor.
Ditanya kinerja penjualan baja kuartal pertama 2010, dia mengakui, pihaknya telah menjual baja sebanyak 600 ribu ton di tiga bulan pertama 2010.
Angka itu lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 310 ribu ton.
Hingga akhir tahun nanti, ia mengharapkan, omzet penjualan Krakatau Steel bisa mencapai Rp17-18 triliun.
"Tahun lalu (omzet penjualan) Rp14-15 triliun, kalau tahun ini target penjualannya Rp 17-18 triliun," kata Direktur Pemasaran Krakatau Steel, Irvan K Hakim pada kesempatan yang sama.
Menurut dia, pada 2009 penjualan baja Krakatau Steel masih lesu karena masih dalam masa pemulihan krisis ekonomi global.
Tahun ini penjualan dipastikan lebih tinggi dari tahun lalu. Bahkan,omzet penjualan diprediksi bisa sama dengan penjualan pada 2007, sebelum krisis finansial global melanda dunia.
Permintaan baja dunia melemah akibat banyak proyek yang terhenti akibat krisis finasial 2008-2009.
ulasan:
dari berita diatas dapat saya simpulkan bahwa dampak dari acfta ini hanya berpengaruh terhadap sektor industri saja..dalam masalah ini yaitu berimbas pada industri baja yg terjadi pada pt krakatau steel...namun demikian, perusahaan di negara kita ini tidak kalah saing dengan produk china...terbukti dengan peningkatan omzet penjualan PT KRAKATAU STEEL yang terjadi selama 3 bulan terakhir ini dan mereka sangat berharap kedepannya untuk lebih baik lagi
sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2010/04/16/136359/4/2/Dampak-ACFTA-Dirasakan-Enam-Bulan-Lagi
Kamis, 15 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar