Pentingnya Normalisasi Data
Tabel basis data yang didesain dengan baik sangat penting untuk keberhasilan DBMS. Tabel yang tidak didesain dengan baik akan menyebabkan masalah operasional yang membatasi, atau bahkan menghalangi, akses para pengguna ke informasi yang mereka butuhkan. Normalisasi data adalah proses yang mendorong desain basis data secara efektif dengan mengelompokkan berbagai artibut data ke dalam berbagai tabel yang sesuai denga kondisi tertentu yang berhubungan dengan praktik terbaik dalam desain file basis data. Biasanya, para desainer basis data akuntansi menormalisasi data ke dalam tingkat yang disebut bentuk normal ketiga (third normal form-3NF).
Tabel-tabel yang belum dinormalisasi biasanya dikaitkan dengan tiga jenis masalah yang disebut sebagai anomali: anomali pembaruan, anomali penyisipan, dan anomali penghapusan. Salah satu atau lebih dari ketiga anomali ini akan berada dalam tabel-tabel yang dinormalisasi ke tingkat yang lebih rendah, seperti ke bentuk normal pertama (first normal form-1NF) dan bentuk normal kedua (second normal form-2NF), tetapi tabel 3NF telah bebas dari ketiga anomali tersebut.
Anomali Pembaruan
Anomali pembaruan berasal dari rangkapan data dalam tabel yang belum dinormalisasi. Untuk dapat secara lebih abik melihat implikasi anomali penbaruan, bayangkan kondisi sesungguhnya di mana pemasok dapat memasok 10.000 barang persediaan yang berbeda. Pembaruan apapun atas sebuah atribut harus dilakukan sebanyak 10.000 kali.
Anomali Penyisipan
Untuk menunjukkan pengaruh dari anomali penyisipan, asumsikan bahwa pemasok baru telah masuk ke pasar. Perusahaaan belum melakukan pembelian dari pemasok tersebut, tetapi ingin melakukannya di masa mendatang. Sementara ini, perusahaan ingin menambah dulu ke dalam basis datanya, data pemasok tersebut. Hali ini, tidak dapat dilakukan karena kunci primer untuk record persediaan adalah Nomor Barang yang timbul setelah dilakukannya pembelian dari pemasok tersebut, maka pemasok tidak dapat ditambahkan ke dalam basis data tersebut.
Anomali Penghapusan
Anomali penghapusan melibatkan penghapusan data secara tidak sengaja data dari suatu tabel. Sebagai gambaran, bayangkan Nomor Pemasok 27 menyediakan hanya satu jenis barang untuk perusahaan: Nomor Barang 1. Jika perusahaan tidak lagi membutuhkan barang persediaan ini dan menghapusnya dari tabel terkait, maka data yang berkaitan dengan Nomr Pemasok 27 juga akan dihapus.
Keberadaan anomali penghapusan lebih sulit ditemukan, akan tetapi berpotemsi menimbulkan masalah yang lebih serius daripada anomali pembaruan dan anomali penyisipan. Anomali penghapusan dapat tetap tidak terdeteksi, dan pengguna mungkin saja tidak menyadari hilangnya data yang penting hingga sudag terlambat. Basis data yang distrukturisasi secara kurang baik, dapat mengakibatkan hilngnya record akuntansi penting secara tidak sengaja serta menghancurkan jejak audit. Oleh karenanya, akuntan haurs menyadari bahwa desain tabel-tabel basis data memiliki peran penting pengendalian internal.
Proses Normalisasi
Peniadaan ketiga anomali di atas melibatkan suatu proses yang secara sistematis akan memecah tabel-tabel yang rumit yang belum dinormalisasi ke dalam beberapa tabel yang lebih kecil, hingga memenuhi kedua syarat di bawah ini:
1. Semua atribut nonkunci dalam tabel bergantung pada kunci primer
2. Semua atribut nonkunci bebas dari atribut nonkunci lainnya
Dimisalkan, ada dua rangkaian data berbeda yang belum dinormalisasi: data mengenai persediaan dan data mengenai pemasok. Atribut nonkunci Nama Pemasok, Alamat Pemasok, Nomor Telepon Pemasok tidak bergantung pada kunci primer Nomor Barang. Sebagai gantinya, atribut-atribut ini bergatung pada atribut nonkunci lainnya, yaitu No. Pemasok. Solusinya adalah mengeluarkan data pemasok dari tabel tersbut dan memasukkannya dalam tabel terpisah, yang akan disebut tabel Pemasok.
Ketika tabel yang belum dinormalisasi dipecah menjadi dua atau lebih menjadi tabel yang dinormalisasi, tabel-tabel hasil normalisasi tersebut kemudian harus dihubungkan dengan satu atau lebih atribut bersama yang disebut kunci luar melekat.
Contoh, melalui tabel penghubung (Barang/Pemasok), setiap record persediaan dapat dihubungkan ke tiap pemasok barang tersebut, dan semua pemasok dapat dihubungkan ke barang persediaan yang mereka pasok. Contohnya, dengan mencari di tabel Persediaan untuk Nomor Barang 1, dapat dilihat bahwa Nomor Pemasok 22, 24, dan 27 dapat memasok barang ini. Jika dicari dari sisi yang berbeda, pemasok 28 menyediakan barang persediaan dengan nomor 2 dan 3.
Proses di atas telah menjelaskan ketiga anomali yang telah ditiadakan. Pertama, anomali pembaruan telah diatasi karena data mengenai tiap pemasok hanya ada dalam satu lokasi, yaitu tabel Pemasok. Perubahan apa pun atas data mengenai tiap pemasok, hanya akan dilakukan sekali, berapa pun barang yang disediakan bagi perusahaan. Kedua, anomali penyusupan telah diatasi karena pemasok baru dapat ditambahkan ke dalam tabel Pemasok, meskipun pemasok baru tersebut saat ini belum memasok barang ke perusahaan. Contohnya, Nomor Pemasok 30 tidak memasok barang, tetapi Nomor Pemasok 30 sudah dapat dicatat dalam tabel Pemasok. Terakhir, anomali penghapusan juga telah ditiadakan. Keputusan untuk menghapus suatu barang persediaan dari basis datanya, tidak akan mengakibatkan penghapusan secara tidak sengaja data pemasoknya, karena data ini berada dalam tabel yang berbeda yang independen.
Referensi :
Buku 1: information technology auditing and assurance ..pengarang hall singleton…penerbit salemba 4….tahun 2007…